Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp
<div id="BukuProsiding"> <h3>Buku Prosiding</h3> <p>Buku Prosiding ini berisi artikel-artikel yang telah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan dan telah melalui proses review sebelum diterbitkan. Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan ini dilakukan setiap pertengahan tahun oleh Fakutas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin, Makassar</p> <p><strong>e-ISSN 9262-9632</strong></p> </div> <div id="openAccessPolicy"> <p><img src="https://journal.unhas.ac.id/public/site/images/simnaskp/prosidingcover-2022-oke.png" alt="" width="300" height="423" /></p> </div>Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddinen-USProsiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan2962-9632Sampul dan Daftar Isi Prosiding SimnasKP X (2023)
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31611
<p>Kumpulan artikel yang telah dipresentasikan dalam Simposium Nasional X Kelautan dan Perikanan 2023</p>Tim Penyunting: Moh. Tauhid Umar, Kasri, Rachmat Hidayat, Widyastuti Umar, Wilma J.C. Moka
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-0810Analisis Hubungan Panjang Bobot Ikan Baronang Angin Siganus javus Linnaeus, 1766 yang ditemukan di Tempat Pendaratan Ikan Paotere Kota Makassar, Sulawesi Selatan
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31542
<div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan panjang bobot dan faktor kondisi dari ikan baronang angin, Siganus javus (Linnaeus, 1766) yang didaratkan di Tempat Pendaratan Ikan Paotere, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan satu kali per bulan selama tiga bulan yaitu bulan Agustus – Oktober 2022 dengan lokasi pengambilan sampel di Tempat Pendaratan Ikan Paotere, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Jumlah ikan yang tertangkap selama penelitian yaitu 289 ekor yang terdiri dari 165 ekor ikan jantan dan 124 ekor ikan betina. Jumlah ikan yang diperoleh pada bulan Agustus yaitu 126 ekor, pada bulan September yaitu 92 ekor, dan pada bulan Oktober yaitu 71 ekor. Hasil penelitian berdasarkan waktu pengambilan sampel selama tiga bulan menunjukkan pola pertumbuhan dengan persamaan pada bulan Agustus W=0,00002L2,9482, bulan September W=0,00004L2,8124, dan bulan Oktober W=0,00004L2,8119, dan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan pola pertumbuhan dengan persamaan pada ikan jantan W=0,00003L2,8926 dan ikan betina W=0,00005L2,77 , yang menunjukkan pola pertumbuhan bersifat isometrik pada bulan Agustus dan Oktober serta pada ikan baronang jantan yaitu pola pertumbuhan Panjang sebanding dengan pertambahan bobotnya dan bersifat alometrik negatif pada bulan September dan pada ikan baronang betina yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertumbuhan bobot. Nilai faktor kondisi ikan baronang angin mencapai angka 1 mengindikasikan ikan tersebut memiliki kondisi fisik yang baik untuk bertahan hidup dan bereproduksi.</p> </div> </div> </div>Basse Siang ParawansaMuhammad Ryas RasyidSuwarni SuwarniJoeharnani Tresnati
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-0810114Klasterisasi Daerah Penangkapan Perikanan Demersal di Perairan Utara Jawa, Lamongan
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31545
<p class="Prosiding-abstrakisi"><span lang="IN">Perikanan demersal di wilayah perairan utara Jawa memiliki intensitas tekanan penangkapan yang cukup tinggi. Larangan penggunaan alat tangkap cantrang telah berakhir dengan munculnya PERMEN-KP No. 18 Tahun 2021. Hingga saat ini belum ada informasi terkait dampak langsung perikanan cantrang pada keragaman spesies di perairan utara Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman hasil tangkapan cantrang dan melakukan klasterisasi daerah penangkapan berdasarkan pola distribusi daerah penangkapan ikan pada perairan Utara Jawa. Pengambilan data berupa data komposisi hasil tangkapan dan daerah penangkapan untuk tiap unit kapal cantrang dilakukan mulai dari Januari – April 2021 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan. Data untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan index keragaman Shannon-Wiener (H’) dan index kekayaan jenis Menhinick (S’) serta dilakukan klasterisasi menggunakan analisis klaster hierarkis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perikanan cantrang sebagian besar dilakukan di sekitar perairan Masalembu. Berdasarkan data komposisi hasil tangkapan dan daerah penangkapan perikanan cantrang, distribusi spasial perairan utara Jawa sekitar Lamongan menunjukkan adanya tumpang tindih keragaman dan kekayaan jenis spesies di perairan utara Jawa. Ditemukan tujuh klaster dengan dua spesies dominan yaitu Priacanthus tayenus dan Nemipterus nemathoporus. Kedua spesies merupakan spesies yang muncul sepanjang tahun dengan laju pertumbuhan yang relatif cepat dan akan cepat pulih dari tekanan penangkapan. Oleh karena itu, keberadaan dua spesies dominan ini diasumsikan mampu menopang keberlanjutan perikanan cantrang meski dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dengan melakukan estimasi tingkat pemanfaatan dan status stok dari kedua spesies tersebut.</span></p>Ledhyane Ika HarlyanWidyani Dinda PutriEko Sulkhani Yulianto
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08101525Karakteristik Suara Gelembung Air Laut yang dikeluarkan Ikan Layang (Decapterus Sp) dapat dijadikan Atraktor Berbasis Suara Pada Areal Rumpon
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31546
<p>Rumpon mampu menarik spesies ikan untuk berasosiasi dengannya. Banyak pertanyaan terkait kinerja rumpon itu sendiri, salah satunya adalah karakteristik suara yang ada dibawah rumpon tersebut. Spesies ikan pelagis yang umumnya tertangkap pada areal rumpon adalah Ikan Layang (<em>Decapterus sp</em>). Umumnya memproduksi suara gelembung air laut. Pertanyaannya apakah gelembung air laut tersebut sebagai bentuk komunikasi dilaut. untuk saling berinteraksi, mempertahankan diri atau menghindar dari predator? Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi karakteristik suara dikeluarkan oleh <em>schooling</em> ikan yang berasosiasi pada areal rumpon, mekanisme produksi suara gelembung air laut dan hubungan antara karakteristik suara dengan terkosentrasinya schooling ikan yang kemungkinan bisa dijadikan atraktor berbasis gelombang bunyi untuk menarik schooling ikan mendekati areal rumpon. Parameter yang diamati adalah bentuk karakteristik dan mekanisme produksi suara dibawah rumpon, mekanisme produksi suara, bentuk karakteristik frekuensi gelembung air laut dan pengaruhnya terhadap schooling ikan khususnya schooling layang. Jenis penelitian metode observasi dengan pendekatan akustik pasif (PAM). Hasil menunjukkan bahwa ikan layang teridentifikasi mengeluarkan gelembung air laut saat terkosentrasi penuh dibawah rumpon pada dini hari, kondisi kaget dan kondisi ada ikan predator datang menyerang, peak frekuensi suara gelembung air laut rata-rata pada kisaran 583,90 Hz sedangkan tekanan suara yaitu rata-rata pada kisaran 86 dB. Temuan tersebut sesuai dengan sensitivitas maksimum dan minimum pendengaran ikan pada umumnya, sehingga karakteristik suara gelembung air laut memungkinkan pengembangan atraktor berbasis gelombang suara untuk menarik dan mengkonsentrasikan spesies ikan tertentu pada areal rumpon.</p>Arham RumpaNajamuddin NajamuddinSafruddin SafruddinM. Abduh Ibnu Hajar
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08102639Analisis Teknis dan Efektivitas Underwater LED sebagai Alat Pengumpul Ikan Bagan Tancap berbasis di Pesisir Pantai Pangkaje’ne, Kabupaten Pangkep
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31548
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek teknis berupa ketahanan pencahayaan lampu bawah air dan efektivitas lampu celup <em>underwater light emitting diode</em> (LED) serta komposisi jenis dan jumlah hasil Tangkapan bagan tancap menggunakan <em>underwater LED</em>. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2022 dengan mengikuti satu unit bagan tancap sebanyak 60 hauling. Hasil menunjukkan <em>Underwater </em>LED mampu menarik respon ikan dari berbagai jenis dan ukuran tetapi kurang dalam jumlah (kg). Lampu LED dengan intensitas cahaya 60 Watt dalam penggunaanya kurang efektif tetapi ketahanan pencahayaan lampu dalam proses penelitian cukup baik. Komposisi jenis hasil tangkapan selama 60 hauling diperoleh sebanyak 15 <em>spesies</em> dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 106 kg.</p>Ummi FatmaMuhammad KurniaMusbir MusbirM. Abduh Ibnu HajarFahrul FahrulIlham JayaAdam AdamMuh. Ikhsan AmirMuh. Fadhli Tawil
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08104047Penggunaan Citra Landsat 8 untuk Menganalisis Kondisi dan Luas Lamun di Desa Matahora, Pulau Wangi-Wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Indonesia
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31549
<p>Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dapat digunakan untuk memetakan dan memantau padang lamun secara efektif dan efisien karena mampu menghasilkan informasi secara spasial dan temporal. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan perubahan kondisi lamun dan cadangan karbon menggunakan data Citra Satelit Landsat 8 periode tahun 2013, 2017 dan 2022 di perairan Pulau Wangi Wangi dan Pulau Kapota Wakatobi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data satelit Landsat 8 dengan resolusi spasial 30 m (diakuisisi pada 6 Oktober 2023, 26 Januari 2017, dan 22 Januari 2022). Metode penelitian: (1) Pengukuran lapangan dan analisa laboratorium untuk menguji keakuratan dan pengukuran nilai karbon lamun dan (2) penginderaan jauh untuk mengetahui kondisi lamun secara luas. Pendekatan kedua juga melakukan klasifikasi citra yang terdiri dari 3 level, hal ini didasarkan pada komposisi lamun yaitu level 1 yang terbagi menjadi daratan, perairan dangkal, dan laut dalam. Permukaan 2 terdiri dari empat kelas habitat yaitu karang bentik, lamun, pasir , dan rubble- dan level 3 merupakan persentase tutupan padang lamun yang juga terbagi dalam tiga kelas tutupan yaitu padat, sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 jenis lamun di perairan Pulau Wanci dan Pulau Kapota dengan pola sebaran keseluruhan mengelompok. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana, diperoleh hubungan yang relatif kuat antara persen tutupan dengan total biomassa lamun, analisis citra Landsat 8 secara umum lamun mengalami penurunan setiap tahunnya.</p>Eka FauziahNurjannah NurdinYayu A. La NafieMuh. Banda SelamatSupriadi SupriadiM. Rijal Idrus
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08104862Meningkatkan Kesadaran dan Kesiapsiagaan Masyarakat dengan Pembentukan Kelompok DESTANA (Desa Tangguh Bencana) di Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31550
<p>Desa Sinorang merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki potensi rawan terjadinya bencana alam, terutama banjir, gempa bumi, abrasi pantai, tanah longsor bahkan tsunami yang mengakibatkan kerugian baik dari segi materi maupun korban jiwa. Munculnya kerugian materi maupun korban jiwa disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap penanggulangan bencana. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menanggulangi terjadi bencana alam adalah dengan membentuk kelompok Desa Tangguh Bencana (DESTANA). Tujuan dibentuknya DESTANA adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Metode yang digunakan adalah melakukan sosialisasi, pelatihan kebencanaan, dan pemberdayaan kepada masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat (CSR) oleh JOB Tomori yang berada di Kawasan Desa Sinorang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil pembentukan kelompok dan upaya yang dilakukan menujukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap sesiapsiagaan bencana mencapai 75% dari pemahaman sebelumnya 27.3%. Kehadiran DESTANA dapat disimpulkan bahwa mampu meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam.</p>Mohammad SyakirCut Desy ArianiAbdil Halimis StaniAtma Agus HermawanSamsu Adi Rahman
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08106367Studi Genangan Pasang dan Naungan pada Substrat Sedimen Berbeda Terhadap Pertumbuhan Anakan Mangrove Rizophora mucronata dalam Pengelolaan Sumber Daya Perairan Pantai Kabupaten Sinjai
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31556
<p>Urgensi vegetasi mangrove bagi sumberdaya perairan pantai di Indonesia sudah saatnya menjadi perhatian serius dalam merehabilitasi ekosistem mangrove yang semakin mengalami degradasi akibat eksploitasi berat selama tiga dekade terakhir. Di beberapa wilayah pesisir Indonesia yang populasi penduduknya padat, vegetasi mangrove dan wilayah estuaria telah berubah menjadi lokasi pemukiman dan industri, areal pertanian, pusat-pusat rekreasi dan dermaga pelabuhan. Akibat semua ini menimbulkan dampak negative yang sudah tidak mampu diimbangi oleh pertumbuhan alami mangrove itu sendiri. Berdasarkan permasalahan lingkungan tersebut diperlukan penelitian substrat sedimen, lama penggenangan dan naungan, serta pengaruhnya terhadap pertunasan dan pertambahan tinggi anakan, serta kelangsungan hidup <em>Rhizophora mucronata</em>. Dari penelitian ini, dengan menggunakan analisis rancangan kelompok faktorial diperoleh hasil bahwa anakan semai <em>R. mucronata</em> menunjukkan persentase pertunasan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih baik pada kondisi media substrat lempung-liat dengan naungan dan penggenangan 7 jam/hari, sedangkan pada substrat pasir berlempung tanpa naungan dengan penggenangan 3 jam/hari menunjukkan tingkat pertunasan dan pertumbuhan serta kelagsungan hidup yang rendah. Hasil penelitian ini menjadi informasi penting dalam pengelolaan ekosistem mangrove terutama dalam seleksi bibit mangrove pada pengelolaan tambak <em>silvofishery</em> di wilayah pesisir pantai timur Kabupaten Sinjai.</p>Budiman YunusBasse Siang Parawansa
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08106876Pemodelan Emisi Udara Indikator Perubahan Iklim dari Sampah Laut di Kawasan Taman Nasional Laut: Pantai Sombu, Wakatobi
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31557
<p>Sampah laut meningkat secara drastis yang sejalan dengan peningkatan populasi, kunjungan wisatawan, dan eksplorasi sumber daya pesisir dan laut. Wilayah taman nasional laut merupakan studi kasus yang sempurna untuk sampah laut karena memiliki ekosistem yang paling rentan. Pantai Sombu merupakan salah satu kawasan perlindungan laut di Taman Nasional Wakatobi (TNW). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode garis pantai NOAA dan pemodelan emisi udara menggunakan aplikasi IWM2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata sampah laut diperkirakan 0,67 unit dan 0,036 kg per m2 dengan komposisi didominasi oleh jenis plastik yaitu 57,71% berdasarkan jumlah dan 48,74% berdasarkan berat. Jumlah dan komposisi sampah laut diperkirakan menghasilkan emisi udara yang berimplikasi pada perubahan iklim sebanyak 52 kgCO2/tahun; 23 kgCH4/tahun; dan 541 kgGWP/tahun.</p>Muhammad Irpan Sejati TassakkaIndah AlsitaSariamin SahariKezia Gloria Apriliana RuntuAlfi Kusuma AdmajaMuhammad MusriantonNasrun NasrunMuhajirin Muhajirin
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08107784Produksi Padi (Oriza sativa L) dan Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Berbagai Pengelolaan Air, Jenis Varietas dan Dosis Pakan pada Sistem Minapadi
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31558
<p>Penelitian bertujuan mengetahui metode pengelolaan air, jenis varietas dan dosis pakan ikan serta interaksi ketiganya yang memberikan produksi tinggi tanaman padi dan ikan mas pada sistem minapadi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Salumokanan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat pada bulan Januari – Juni 2022. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak-Petak Terpisah dengan metode pengelolaan air sebagai petak utama, jenis varietas sebagai anak petak dan dosis pakan ikan mas sebagai anak-anak petak. Metode pengelolaan air (P) sebagai petak utama yang terdiri atas 2 taraf yaitu sistem pengelolaan basah kering / AWD (P1), sistem pengairan tergenang (P2). Anak petak adalah varietas padi yang terdiri atas 2 taraf yaitu varietas lokal mamasa (V1) dan Inpari 30 (V2). Anak-anak petak adalah dosis pakan ikan (D) yang terdiri atas 3 taraf yaitu 1 % bobot ikan (D1), 3 % bobot ikan (D2) dan 5 % bobot ikan(D3). Hasil penelitian pengelolaan air tergenang memberikan hasil tertinggi untuk jumlah anakan produktif (12,78 batang), berat kering tanaman (40,81 g), pertumbuhan bobot mutlak (73,06 g), laju pertumbuhan spesifik (1,52 %) dan tingkat kelangsungan hidup (94,44 %). Pengelolaan air basah kering hasil tertinggi pada produksi gabah per petak (8,77 Kg). Varietas inpari 30 hasil terbaik pada berat kering tanaman (41,25 g), produksi gabah per petak (8,69 g), pertumbuhan bobot mutlak (72,61 g) dan laju pertumbuhan spesifik (1,51 g). Dosis pakan ikan 5 % hasil tertinggi pada jumlah anakan produktif (12,42 g), pertumbuhan bobot mutlak (75,76 g) dan laju pertumbuhan spesifik (1,54 %). Intraksi pengelolaan air tergenang dan dosis pakan ikan 5 % hasil terbaik pada pertumbuhan bobot mutlak (86,00 g) dan laju pertumbuhan spesifik (1,63 %). Interaksi varietas inpari 30 dan dosis pakan ikan 5 % memberikan hasil terbaik pada jumlah anakan produktif (13,33 batang), pertumbuhan bobot mutlak (84,33 g) dan laju pertumbuhan spesifik (1,61 %). Interaksi pengelolaan air tergenang, varietas inpari 30 dan dosis pakan ikan 5 % hasil terbaik pertumbuhan bobot mutlak (103,33 g) dan laju pertumbuhan spesifik (1,78 %).</p>Makmur MakmurAmir YassiEdison Saade
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-08108599Identifikasi Ekosistem Terumbu Karang Menggunakan Aplikasi Coral Point Count with excel extentions (CPCe) di Pulau Wangiwangi, Wakatobi, Indonesia
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31559
<p>Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan taman laut terbesar kedua di Indonesia dengan luas total 1,39 juta hektar. Wakatobi merupakan akronim wangi-wangi, kaledupa, tomia dan binongko yang memiliki salah satu keanekaragaman terumbu karang tertinggi dalam konservasi laut di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang saat ini khususnya di Pulau Wangiwangi. Pemantauan dilakukan di 11 lokasi dengan menggunakan metode <em>Underwater Photo Transect </em>(UPT). Proses analisis menggunakan software CPCe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di Pulau Wangiwangi tergolong baik dengan tutupan karang (<em>hardcoral</em>) sebesar 53,0%. Jenis terumbu karang dan substrat lainnya adalah <em>Dead Coral </em>(DC) sebesar 1,0%; <em>Dead Coral with Algae </em>(DCA) sebesar 7,7%; <em>Soft Coral </em>(SC) sebesar 12,6%; <em>Sponge </em>(SP) sebesar 1,6%; <em>Fleshy Seaweed </em>(FS) sebesar 4,7%; <em>Other Biota </em>(OT) sebesar 9,8%; <em>Rubble </em>(R) sebesar 4,3%; <em>Sand </em>(S) sebesar 2,7%; dan <em>Rock </em>(RK) sebesar 2,5%. Persentase tutupan karang tertinggi ada di Titik Waha (70,5%) dan terendah ada di Titik Sombu (38,7%).</p>Muhammad Irpan Sejati TassakkaIndah AlsitaSariamin SahariIstiqomah MuniawatiAlfi Kusuma AdmajaMuhammad Musrianton
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-0810100108Fraksinasi Logam Pb dalam Sedimen Laut Untuk Estimasi Nilai Potensial Biovaibility di Kepulauan Wilayah Perairan Provinsi Maluku Utara
http://334012.libg.asia/index.php/proceedingsimnaskp/article/view/31560
<p class="Prosiding-abstrakisi"><span lang="IN">Determination of the geochemical fractionation of metals is also important to identify sources of metal pollutants in waters, whether they originate from natural processes or originate from human activities. This study aims to analyze the potential availability of Pb metal in sediments for biota and analyze the relationship between sediment grain size and total organic matter with the geochemical characteristics of Pb metal. The research was carried out in the North Maluku Waters Region in March 2023. consisting of 4 stations namely Ternate Island (Bastiong Harbor and Waters around Pertamina Jambula), Tidore (PLTU Waters) and Halmahera (Waters around the NHM Gold Mining area). And each station consists of 3 points. Sample testing was carried out at the Chemical Oceanography Laboratory, Faculty of Maritime Affairs and Fisheries, Hasanuddin University. And metal analysis was carried out at the Agency for Standardization and Industrial Services Policy Testing Laboratory BBSP JIHPMM Makassar City. Metal concentrations in the sediment fraction were determined by the BCR Sequential Extraction method (Based on Sarkar et al., (2014) The results showed that the total fraction was unstable at station 1, 2 and 3 were higher than the non-labile fraction, while at station 4 it was found that the total non-labile fraction was higher than the labile fraction.</span></p>Inayah InayahM. Farid SamawiKhusnul YaqinNajamuddin Najamuddin
Copyright (c) 2023 Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan
2023-11-082023-11-0810109120